Gigi Impaksi

   Gigi impaksi  adalah gagalnya erupsi gigi pada posisi fungsional normal,  berhubungan dengan kekurangan ruang (pada arkus dental), obstruksi oleh gigi  lain atau berkembang dalam posisi yang abnormal. Gigi impaksi dapat berupa impaksi seluruhnya yaitu ketika gigi seluruhnya  ditutupi oleh jaringan lunak dan sebagian atau sepenuhnya ditutupi oleh tulang  alveolus, atau impaksi sebagian ketika gigi gagal untuk erupsi ke posisi fungsional normalnya. Secara normal, molar ketiga emerge antara umur 18-24 tahun. Menurut National Institute for health and Clinical Excellence (NICE) gigi molar yang mengalami impaksi ini bila tidak dicabut, maka akan menimbulkan masalah. Masalah yang ditimbulkan adalah perubahan patologis, seperti inflamasi jaringan lunak sekitar gigi, resorpsi akar, penyakit tulang alveolar dan jaringan lunak, kerusakan gigi sebelahnya, perkembangan kista dan tumor, karies bahkan sakit kepala atau sakit rahang. Insidensi gigi impaksi terjadi hampir pada seluruh ras di dunia, termasuk diantaranya ras Kaukasia. Hampir seluruh gigi dapat mengalami impaksi. Penelitian mengenai insidensi terjadinya gigi permanen yang mengalami impaksi menunjukan frekuensi yang tinggi pada gigi molar ketiga  maksila dan mandibula kemudian baru diikuti oleh gigi kaninus. (Hidayat, 2011)
     Gigi kaninus merupakan gigi kedua setelah gigi molar ketiga yang berfrekuensi tinggi untuk mengalami impaksi, meskipun demikian gigi anterior di rahang atas lainnya seperti gigi insisivus pertama dan kedua rahang atas juga dapat mengalami kesulitan tumbuh akibat terletak salah di dalam rahang. Frekuensi terjadinya kaninus impaksi sebesar 0,8–2,8 persen. Ditinjau dari letaknya, 85 persen posisi gigi kaninus yang impaksi terletak di daerah palatal lengkung gigi, sedangkan 15 persennya terletak di bagian labial atau bukal. Ada beberapa bukti yang menyatakan, bahwa penderita dengan maloklusi kelas II divisi 2 dan gigi aplasia merupakan kelompok yang mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya kaninus ektopik. Perawatan dari kaninus impaksi ini membutuhkan kerjasama antara ahli ortodonti dan bedah mulut. Ahli ortodonti harus memiliki tanggung jawab yang mendasar untuk bekerjasama dalam usaha memberikan hasil perawatan yang optimal dan paling stabil kepada pasien. Beberapa teknik perawatan ortodonti pada kaninus  impaksi saat ini dapat dilakukan dengan menggunakan magnet dan mini implant. (Pranjoto, 2005)

0 Response to "Gigi Impaksi"

Post a Comment