Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok; (1) yang mengganggu metabolisme sel mikroba; (2) yang menghambat sintesis dinding sel mikroba; (3) yang mengganggu permeabilitas membran sel mikroba; (4) yang menghambat sintesis protein sel mikroba; dan (5) yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.
a. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba
Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini ialah sulfonamit, trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik.
Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman patogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam para amino benzoat (PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabiala sulfonamit atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk disertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya kehidupan mikroba akan terganggu. Berdasarkan sifat kompetisi, efek sulfonamit dapat diatasi dengan meningkatkan kadar PABA (FK UI,2002) .
b. Antimikroba yang menghambat sintesis, dinding sel mikroba.
Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah penisilin, sefalosporin, basitrasin, fankomisin, sikloserin. Dinding sel bakteri, terdiri dari polipeptidoklikan yaitu suatu komplek polimer mukopeptida (glikopeptida). Sikloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam proses sintesis dinding sel; diikuti berturut-turut oleh basitrasin, fankomisin dan diakhiri oleh penisilin dan sefalosporin, yang menghambat reaksi terakhir (transpepsidasi) dalam rangkaian reaksi teresebut. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel kuman lebih tinggi daripada diluar sel maka kerusakan dinding sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka (FK UI,2002) .
c. Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba.
Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah polimisin, golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik, umpamanya antiseptik surface aktife agens. Polimiksin sebagai senyawa amonium-kuaterner dapat merusak membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipit membran sel mikroba. Polimiksin tidak efektif terhadap kuman gram positif kaarena jumlah fosfor bakteri ini rendah. Kuman gram negatif yang menjadi resisten terhadap polimiksin, ternyata jumlah fosfornya menurun. Antibiotik polien bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada membran sel fungus sehingga mempengaruhi permeabilitas selektif membran tersebut. Bakteri tidak sensitif terhadap antibiotik polien, karena tidak memiliki struktur sterol pada membran selnya. Antiseptik yang mengubah tegangan permukaan, dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel mikroba. Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain (FK UI,2002).
d. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba.
Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah golongan aminoglikosit, makrolid, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit, yang berdasarkan konstanta sendimentasi dinyatakan sebagai ribosom 3OS dan 5OS. Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 7OS.
e. Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba.
Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini ialah rifampisin, dan golongan kuinolon. Yang lainnya walaupun bersifat antimikroba, karena sifat sitotoksisitasnya, pada umumnya hanya digunakan sebagai obat antikanker; tetapi beberapa obat dalam kelompok terakhir ini dapat juga digunakan sebagai antivirus. Yang akan dikemukakan disini hanya mekanisme kerja obat yang berguna sebagai antimikroba, yaitu rifampisin dan golongan kuinolon. Rifampisin, salah satu derivat rifamisin, berikatan dengan enzim polimerasi-RNA (pada sub unit) sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut.
Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil.
0 Response to "Pembagian Antimikroba"
Post a Comment